7 Kebiasaan Gamer Yang Berdampak Buruk Untukmu Kedepannya
1. Bergadang berlebihan di malam hari untuk gaming
Kita semua pernah ketagihan akan sebuah game. Mau itu single-player seperti Red Dead Redemption 2 dan God of War atau Multiplayer seperti PUBG dan Overwatch. Ada ribuan cara sebuah game dapat membuatmu tak mau stop bermain, beberapa game bahkan didesain untuk membuatmu dedikasi besar akan game tersebut dengan pancingan reward tertentu. Ketagihan video game ini pasti pernah membuatmu malas untuk tidur dan ini terus main hingga mata tidak kuat lagi.
Saya mengerti betapa sulitnya untuk lepaskan kontroler atau peripheral lainnya dari tangan dan bergerak ke kasur khususnya ketika game terus memberimu misi atau quest baru untuk diselesaikan. Banyak dari kita menyepelekan kurang tidur di malam hari, banyak dari kita menganggap apabila konsekuensi yang akan dihadapi hanyalah bangun kesiangan dan dimarahi orang tua. Sayangnya dampak negatif dari kurang tidur ini jauh lebih besar dari itu.
Saya tidak akan jelaskan begitu detil karena informasi ini bisa kamu cari detilnya di internet serta ini bukanlah website kesehatan, tetapi singkatnya adalah kurangnya tidur dapat berpengaruh buruk pada kesehatan tubuhmu. Orang yang kekurangan waktu tidur malam beresiko lebih tinggi dalam penyakit serius seperti kanker, diabetes, obesitas, dll. Selain itu kekurangan tidur dapat menurunkan daya pikir, daya ingat, serta mood penderitanya. Sekali lagi, saya tidak akan jelaskan semua ini secara detil, tetapi yang pasti apabila kamu masih sayang akan tubuhmu, maka mungkin saatnya untuk lebih diatur waktu bermainmu.
2. Tergila ingin menang hingga gunakan program cheat
Semua orang ingin menang di game online, semua orang ingin menjadi yang terbaik di game online, tetapi semua itu perlu usaha. Pemain profesional terbaik saat ini bisa mencapai tahta yang mereka raih sekarang karena dedikasi dan usahanya untuk terus menjadi lebih baik. Tak ada yang instan dalam progres mereka tersebut, dan mereka selalu berlatih dan memperbaiki kesalahan yang mereka buat. Bahkan apabila kamu tidak ada rencana untuk menuju level profesionalitas seperti itu dalam bermain video game, kamu pasti ingin menang di tiap game yang kamu mainkan karena menang pada dasarnya menjadi cara termudah untuk merasa fun saat bermain game, khususnya ketika tantangan yang dihadapi begitu sengit.
Hal yang tidak pernah saya mengerti ialah rasa rakus ingin dapatkan kemenangan tersebut dengan cara curang seperti menggunakan program cheat aimbot dan lain-lain. Dimana letak fun ketika kamu bermain tanpa tantangan sama sekali? Tapi tentu saja kita tidak bicara hal tersebut pada artikel ini. Topik tersebut mungkin untuk lain kali, yang kita bicarakan ialah dampak buruk dari kebiasaan bermain dengan cara seperti ini.
Ketika kamu terpatok program 3rd-party untuk menangkan sesuatu, maka kamu akan terbiasa dan merasa telanjang ketika program tersebut dimatikan atau tidak ada saat kamu bermain. Hal ini merusak jiwa kompetitif dan rasa ingin bersaingmu. Kamu selalu ingin mengambil jalan pintas untuk mencapai sesuatu. Contoh termudah dari kasus ini ialah kontroversi yang dihadapi Forsaken beberapa waktu yang lalu. Dia akui apabila dia gunakan program cheat “word.exe” karena alasan ingin menjadi yang terbaik dan menangkan tiap turnamen yang dia ikut partisipasi. Program tersebut merusak keinginannya untuk bermain jujur dan dia merasa pesimis dapat bersaing melawan tim-tim profesional lain tanpa memakai “word.exe” andalannya. Konsekuensi yang dia hadapi ketika ketahuan bermain curang jauh dari kata sepele. Dia terkena VAC ban selama 5 tahun, reputasinya musnah dan kini jadi bahan bully netizen, serta semua teman yang di sekitarnya ikut terkena imbas atas perlakuannya tersebut.
Tidak semua dari kita akan menjadi pemain profesional maka pengalaman forsaken tersebut tentu tidak akan relatable bagi mayoritas kalian. Tetapi ibaratkan saja kebiasaan menggunakan kalkulator di saat tes matematika, ketika kalkulator tersebut mendadak hilang atau rusak kamu akan merasa sukar untuk lakukan tes tersebut karena kamu terlalu terpatok akan bantuan pihak ketiga dan tidak pernah mengasah sendiri kemampuan berhitungmu. Mungkin ini bukan metafor yang tepat, tapi kamu bisa mengerti apa yang saya maksudkan.
3. “Satu game ajalah” saat kerjakan tugas
Pernahkah kamu kerjakan tugas sekolah atau kuliah tetapi mendadak merasa bosan dan terpikir “main game x sekali bentar ah.” Apabila tidak maka selamat, kamu orang pintar, dan apabila iya kami bisa mengerti rasanya bagaimana ketika hal tersebut terjadi. Ekspektasi kita selalu berpikir jika kita akan bermain game itu sekali lalu lanjut selesaikan tugas, tetapi kenyataannya adalah kamu keasyikan main dan lupa untuk lanjutkan tugas tersebut hingga tengah malam.
Mengapa saya masukan hal ini kedalam artikel. Sebenarnya banyak alasan mengada-ada yang bisa saya sebutkan. Tugas yang belum selesai tersebut bisa saja buat nilaimu jelek, lalu gurumu marah dan menyuruh berdiri di lapangan hingga siang hari atau tugas tersebut bikin nilai pelajaran tersebut menjadi C lalu membuat IPK-mu turun dibawah 3.00, dan masih banyak lagi skenario mengada-ada yang bisa saya karang. Tetapi alasan utama saya masukkan ini ialah karena satu: Takutnya menjadi kebiasaan hingga dewasa nanti.
Saya pribadi menjadi salah satu korban dari kebiasaan ini dan sampai sekarang saya masih sulit melepasnya. Hal terburuk yang bisa terjadi karena kebiasaan ini ialah saat berkerja nanti. Saya sendiri sebagai penulis disini jujur saja sering lakukan kebiasaan demikian saat berkerja khususnya ketika telah selesaikan satu artikel. Saya selalu mengisi waktu saya untuk bermain terlebih dahulu sebelum terjun melanjutkan artikel yang lain. Bayangkan apabila saya atau kalian melakukan hal ini dalam perkerjaan lain, seberapa besar konsekuensi yang akan kamu hadapi ketika kebiasaan ini menimbulkan dampak yang buruk akan pola kerjamu?
Apa yang saya ingin katakan ialah cobalah untuk hentikan kebiasaan ini dan selalu fokus pada perkerjaan yang lebih penting sebelum kembali push rank atau lanjutkan quest di Skyrim.
4. Adiksi microtransaction
Selama sifatnya kosmetik dan tidak ganggu stats atau pola gameplay, sebenarnya microtransaction menjadi sesuatu yang bisa kamu abaikan begitu saja. Namun tak berarti adiksi item virtual ini tidak mungkin terjadi sama sekali. Dengan game seperti Fortnite, CS:GO, DOTA 2, dll yang terus tawarkan konten kosmetik baru dengan desain unik, terkadang pemain rela untuk habiskan banyak uang mereka atau bahkan orang tua untuk item virtual yang bahkan tidak kamu miliki secara langsung.
Bukannya bermaksud untuk menyuruhmu boikot sistem monetisasi ini sepenuhnya, semuanya tetap menjadi keputusan pribadimu. Hanya saja melihat gamer habiskan jutaan untuk sekedar skin dengan aura dan pernak-pernik berwarna menjadi sesuatu yang saya anggap konyol. Ya, itu skinnya bagus, tetapi apakah ia benar-benar berhak untuk kamu keluarkan uang melebihi batas normal atau setidaknya melebihi harga game?
Kamu harus belajar untuk menahan nafsumu serta menjaga uang untuk keperluan yang lain. Belajar lah untuk tidak boros bahkan jika kamu anak sultan super kaya 69 keturunan. Kamu takkan pernah tahu kapan kamu dapat kehilangan semua uang tersebut dan kamu berharap bisa menghabiskan uang yang telah kamu habiskan untuk hal lain, atau setidaknya belajar untuk tidak mudah teracuni oleh sesuatu yang menarik perhatianmu. Tak salah untuk keluarkan sedikit uang lebih untuk game favoritmu, namun ketika kamu terlalu nagih untuk terus keluarkan uang agar dapatkan item virtual yang menarik perhatianmu, saatnya untuk stop!
5. Salty berlebihan dan tidak terkontrol
Merasa emosi saat kalah itu biasa, tetapi tak berarti kamu harus teriak ngamuk kepada timmu. Kamu pasti pernah menghadapi pemain yang selalu komplain ketika timmu sedang dalam posisi kalah. Mereka yang selalu ketik full-caps akan 1001 alasan mengapa timnya kalah dan mengapa dirinya superior dibandingkan anggota tim yang lain. Saya bisa membuat alasan konyol kenapa kamu perlu atur amarahmu. Salah satunya ialah bisa saja kamu bermain dengan youtuber atau streamer dan kemudian masuk cringe compilation di Youtube atau semacam itu. Tetapi saya ingin lebih berbicara ke arah karaktermu ketika tak bisa menjaga emosi sama sekali.
Menjadi sosok yang mudah marah bukanlah hal yang baik, orang lain tidak senang ketika menghadapi orang yang mudah naik darah dan galak, bahkan anak kecil mengerti hal tersebut. Saat kamu terlalu salty saat bermain, ada kemungkinan pertengkaran bisa terjadi. Bertengkar dengan pemain asing di internet mungkin tidak menjadi masalah, tetapi bagaiman ketika bermain dengan seseorang yang penting bagimu atau teman dekat? Saya punya teman dengan karakter seperti ini. Dia mungkin jago, tetapi selalu emosi ketika tim melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan dan tak senggan teriak keras ke microphone untuk keluarkan amarahnya tersebut. Kami begitu lelah bermain bersamanya hingga tidak pernah mengajaknya lagi hingga saat ini karena kami malas mengajaknya dan tidak
Ini mungkin bodoh dan terlalu berlebihan, tetapi bayangkan apabila amarah tidak terkontrol tersebut terbawa di luar gaming. Kamu pasti kesal ketika melihat orang yang selalu teriak emosi akan tiap kesalahan orang lain. Kamu pasti merasa ingin mengelus dada ketika melihat orang semacam ini. Konsekuensi yang akan kamu hadapi akan sifat tersebut dapat bercabang ke berbagai hal yang dimana semuanya tidaklah positif. Cobalah untuk selalu mengatasi masalah dan kekalahanmu dengan kepala dingin, kehilangan beberapa poin atau bahkan turun rank bukanlah masalah besar dan tidak ada yang peduli akan seberapa tinggi rank yang kamu miliki kecuali kamu pemain profesional.
6. Marathon non-stop
Ingat kasus gamer di Korea Selatan dan Cina yang meninggal di tempat karena sesi gaming lama yang nonstop? Itu bisa saja terjadi kepadamu apabila kamu terlalu menganggap ini sebagai hal sepele. Dehidrasi dan pembekuan darah menjadi faktor utama kamu harus istirahat dari tiap sesi gaming yang kamu lakukan. Sesekali keluar untuk dapatkan udara segar dan lakukan aktivitas lain sebelum terjun kembali ke game favoritmu. Ini mungkin bukanlah sesuatu yang miliki dampak jangka lama dan pengaruhi masa depanmu, tetapi saya sekedar iseng menaruh satu ini kedalam artikel karena sifatnya yang tak kalah penting.
7. Obsesi ingin mengubah gaming menjadi karir
Motivasi itu overrated, saatnya saya berikan demotivasi untuk kalian. Jangan terlalu berharap dapat mengubah hobi gaming-mu sebagai karir di masa depan. Banyak layanan streaming sekarang yang iklankan seorang gamer menjadi sosok yang sukses dengan hanya modal bermain game, tetapi kenyataannya tidaklah semudah itu. Kamu perlu talenta agar dapat membuat dirimu menarik di mata penonton, kamu harus tahu cara agar dapat terus menghibur mereka selagi bermain. Jika kalaupun kamu punya bakat tersebut, kamu perlu strategi untuk dapatkan popularitas tersebut. Modal spam di grup Facebook terkadang tidak selalu membuahkan hasil yang kamu harapkan.
Semuanya kembali pada nasib, banyak youtuber ataupun streamer sekarang pada dasarnya beruntung bisa dapatkan audiens besar yang mereka miliki. Ada jutaan orang yang inginkan target yang sama ketika mereka memulai youtube yaitu menjadi populer. Seberapa besar kesempatan bagimu untuk bisa menjadi salah satu yang sukses dengan oversaturasi kreator konten yang ada saat ini? Sangat kecil.
Ingin menjadi pemain profesional? Itu juga bukanlah tugas yang mudah. Tak hanya kamu harus terus latihan dan bermain serius (yang ujung-ujungnya kembali ke poin-poin sebelumnya). Tetapi juga kamu juga harus mencari cara bagaimana bisa masuk kedalam dunia esports. Sekedar bermain bagus tetapi tak ada rekognisi dari tim-tim esport yang ada takkan berarti banyak. Dan jika kalaupun berhasil masuk sebuah tim, menjaga relevansi dan konsistensi performa di tiap kompetisi tidak menjadi tugas yang seenak yang kamu pikirkan.
Ada alasan mengapa jarang ada istilah juara bertahan di dunia esport layaknya olahraga lain seperti Sepak bola. Ketika bicara soal sepak bola, tim besar biasanya selalu tampil dengan performa konsisten dan masuk deretan top 10 di tiap laga, tetapi di dunia esport hal tersebut jarang terjadi. Tim yang dulunya pemenang turnamen besar bisa turun drastis performanya kapan saja karena selalu ada pemain yang lebih baik setiap harinya dan game yang selalu berubah-ubah untuk menjaga meta selalu fresh dimata pemain.
Intinya adalah mimpi ingin mengubah hobimu ini menjadi karir boleh saja, tetapi jangan sampai terlalu fokus hingga melepaskan berbagai skill dan kesempatan lain untuk impian tersebut. Saran saya adalah selalu imbangkan kedua hal tersebut hingga kamu dapatkan kesuksesan tersendiri dari dunia gaming ini. Dan ketika hal tersebut terjadi, maka kamu akan lebih matang dalam memilih keputusanmu.
Itulah tadi 7 Kebiasaan yang berdampak buruk bagi kamu para gamer. Dampak buruk tersebut terkadang bukan datang dari aktifitasnya, namun intensitas yang berlebihan, ataupun pola kebiasaan yang salah tentunya membuat aktifitas gamingmu menjadi buruk. Bila memang kamu merasa memiliki kebiasaan-kebiasaan di atas ada baiknya untuk segera memikirkan lagi apakah kamu harus merubah kebiasaan itu. Bukan untuk sekarang saja, namun pastinya untuk masa depanmu kelak juga.
Kita semua pernah ketagihan akan sebuah game. Mau itu single-player seperti Red Dead Redemption 2 dan God of War atau Multiplayer seperti PUBG dan Overwatch. Ada ribuan cara sebuah game dapat membuatmu tak mau stop bermain, beberapa game bahkan didesain untuk membuatmu dedikasi besar akan game tersebut dengan pancingan reward tertentu. Ketagihan video game ini pasti pernah membuatmu malas untuk tidur dan ini terus main hingga mata tidak kuat lagi.
Saya mengerti betapa sulitnya untuk lepaskan kontroler atau peripheral lainnya dari tangan dan bergerak ke kasur khususnya ketika game terus memberimu misi atau quest baru untuk diselesaikan. Banyak dari kita menyepelekan kurang tidur di malam hari, banyak dari kita menganggap apabila konsekuensi yang akan dihadapi hanyalah bangun kesiangan dan dimarahi orang tua. Sayangnya dampak negatif dari kurang tidur ini jauh lebih besar dari itu.
Saya tidak akan jelaskan begitu detil karena informasi ini bisa kamu cari detilnya di internet serta ini bukanlah website kesehatan, tetapi singkatnya adalah kurangnya tidur dapat berpengaruh buruk pada kesehatan tubuhmu. Orang yang kekurangan waktu tidur malam beresiko lebih tinggi dalam penyakit serius seperti kanker, diabetes, obesitas, dll. Selain itu kekurangan tidur dapat menurunkan daya pikir, daya ingat, serta mood penderitanya. Sekali lagi, saya tidak akan jelaskan semua ini secara detil, tetapi yang pasti apabila kamu masih sayang akan tubuhmu, maka mungkin saatnya untuk lebih diatur waktu bermainmu.
2. Tergila ingin menang hingga gunakan program cheat
Semua orang ingin menang di game online, semua orang ingin menjadi yang terbaik di game online, tetapi semua itu perlu usaha. Pemain profesional terbaik saat ini bisa mencapai tahta yang mereka raih sekarang karena dedikasi dan usahanya untuk terus menjadi lebih baik. Tak ada yang instan dalam progres mereka tersebut, dan mereka selalu berlatih dan memperbaiki kesalahan yang mereka buat. Bahkan apabila kamu tidak ada rencana untuk menuju level profesionalitas seperti itu dalam bermain video game, kamu pasti ingin menang di tiap game yang kamu mainkan karena menang pada dasarnya menjadi cara termudah untuk merasa fun saat bermain game, khususnya ketika tantangan yang dihadapi begitu sengit.
Hal yang tidak pernah saya mengerti ialah rasa rakus ingin dapatkan kemenangan tersebut dengan cara curang seperti menggunakan program cheat aimbot dan lain-lain. Dimana letak fun ketika kamu bermain tanpa tantangan sama sekali? Tapi tentu saja kita tidak bicara hal tersebut pada artikel ini. Topik tersebut mungkin untuk lain kali, yang kita bicarakan ialah dampak buruk dari kebiasaan bermain dengan cara seperti ini.
Ketika kamu terpatok program 3rd-party untuk menangkan sesuatu, maka kamu akan terbiasa dan merasa telanjang ketika program tersebut dimatikan atau tidak ada saat kamu bermain. Hal ini merusak jiwa kompetitif dan rasa ingin bersaingmu. Kamu selalu ingin mengambil jalan pintas untuk mencapai sesuatu. Contoh termudah dari kasus ini ialah kontroversi yang dihadapi Forsaken beberapa waktu yang lalu. Dia akui apabila dia gunakan program cheat “word.exe” karena alasan ingin menjadi yang terbaik dan menangkan tiap turnamen yang dia ikut partisipasi. Program tersebut merusak keinginannya untuk bermain jujur dan dia merasa pesimis dapat bersaing melawan tim-tim profesional lain tanpa memakai “word.exe” andalannya. Konsekuensi yang dia hadapi ketika ketahuan bermain curang jauh dari kata sepele. Dia terkena VAC ban selama 5 tahun, reputasinya musnah dan kini jadi bahan bully netizen, serta semua teman yang di sekitarnya ikut terkena imbas atas perlakuannya tersebut.
Tidak semua dari kita akan menjadi pemain profesional maka pengalaman forsaken tersebut tentu tidak akan relatable bagi mayoritas kalian. Tetapi ibaratkan saja kebiasaan menggunakan kalkulator di saat tes matematika, ketika kalkulator tersebut mendadak hilang atau rusak kamu akan merasa sukar untuk lakukan tes tersebut karena kamu terlalu terpatok akan bantuan pihak ketiga dan tidak pernah mengasah sendiri kemampuan berhitungmu. Mungkin ini bukan metafor yang tepat, tapi kamu bisa mengerti apa yang saya maksudkan.
3. “Satu game ajalah” saat kerjakan tugas
Pernahkah kamu kerjakan tugas sekolah atau kuliah tetapi mendadak merasa bosan dan terpikir “main game x sekali bentar ah.” Apabila tidak maka selamat, kamu orang pintar, dan apabila iya kami bisa mengerti rasanya bagaimana ketika hal tersebut terjadi. Ekspektasi kita selalu berpikir jika kita akan bermain game itu sekali lalu lanjut selesaikan tugas, tetapi kenyataannya adalah kamu keasyikan main dan lupa untuk lanjutkan tugas tersebut hingga tengah malam.
Mengapa saya masukan hal ini kedalam artikel. Sebenarnya banyak alasan mengada-ada yang bisa saya sebutkan. Tugas yang belum selesai tersebut bisa saja buat nilaimu jelek, lalu gurumu marah dan menyuruh berdiri di lapangan hingga siang hari atau tugas tersebut bikin nilai pelajaran tersebut menjadi C lalu membuat IPK-mu turun dibawah 3.00, dan masih banyak lagi skenario mengada-ada yang bisa saya karang. Tetapi alasan utama saya masukkan ini ialah karena satu: Takutnya menjadi kebiasaan hingga dewasa nanti.
Saya pribadi menjadi salah satu korban dari kebiasaan ini dan sampai sekarang saya masih sulit melepasnya. Hal terburuk yang bisa terjadi karena kebiasaan ini ialah saat berkerja nanti. Saya sendiri sebagai penulis disini jujur saja sering lakukan kebiasaan demikian saat berkerja khususnya ketika telah selesaikan satu artikel. Saya selalu mengisi waktu saya untuk bermain terlebih dahulu sebelum terjun melanjutkan artikel yang lain. Bayangkan apabila saya atau kalian melakukan hal ini dalam perkerjaan lain, seberapa besar konsekuensi yang akan kamu hadapi ketika kebiasaan ini menimbulkan dampak yang buruk akan pola kerjamu?
Apa yang saya ingin katakan ialah cobalah untuk hentikan kebiasaan ini dan selalu fokus pada perkerjaan yang lebih penting sebelum kembali push rank atau lanjutkan quest di Skyrim.
4. Adiksi microtransaction
Selama sifatnya kosmetik dan tidak ganggu stats atau pola gameplay, sebenarnya microtransaction menjadi sesuatu yang bisa kamu abaikan begitu saja. Namun tak berarti adiksi item virtual ini tidak mungkin terjadi sama sekali. Dengan game seperti Fortnite, CS:GO, DOTA 2, dll yang terus tawarkan konten kosmetik baru dengan desain unik, terkadang pemain rela untuk habiskan banyak uang mereka atau bahkan orang tua untuk item virtual yang bahkan tidak kamu miliki secara langsung.
Bukannya bermaksud untuk menyuruhmu boikot sistem monetisasi ini sepenuhnya, semuanya tetap menjadi keputusan pribadimu. Hanya saja melihat gamer habiskan jutaan untuk sekedar skin dengan aura dan pernak-pernik berwarna menjadi sesuatu yang saya anggap konyol. Ya, itu skinnya bagus, tetapi apakah ia benar-benar berhak untuk kamu keluarkan uang melebihi batas normal atau setidaknya melebihi harga game?
Kamu harus belajar untuk menahan nafsumu serta menjaga uang untuk keperluan yang lain. Belajar lah untuk tidak boros bahkan jika kamu anak sultan super kaya 69 keturunan. Kamu takkan pernah tahu kapan kamu dapat kehilangan semua uang tersebut dan kamu berharap bisa menghabiskan uang yang telah kamu habiskan untuk hal lain, atau setidaknya belajar untuk tidak mudah teracuni oleh sesuatu yang menarik perhatianmu. Tak salah untuk keluarkan sedikit uang lebih untuk game favoritmu, namun ketika kamu terlalu nagih untuk terus keluarkan uang agar dapatkan item virtual yang menarik perhatianmu, saatnya untuk stop!
5. Salty berlebihan dan tidak terkontrol
Merasa emosi saat kalah itu biasa, tetapi tak berarti kamu harus teriak ngamuk kepada timmu. Kamu pasti pernah menghadapi pemain yang selalu komplain ketika timmu sedang dalam posisi kalah. Mereka yang selalu ketik full-caps akan 1001 alasan mengapa timnya kalah dan mengapa dirinya superior dibandingkan anggota tim yang lain. Saya bisa membuat alasan konyol kenapa kamu perlu atur amarahmu. Salah satunya ialah bisa saja kamu bermain dengan youtuber atau streamer dan kemudian masuk cringe compilation di Youtube atau semacam itu. Tetapi saya ingin lebih berbicara ke arah karaktermu ketika tak bisa menjaga emosi sama sekali.
Menjadi sosok yang mudah marah bukanlah hal yang baik, orang lain tidak senang ketika menghadapi orang yang mudah naik darah dan galak, bahkan anak kecil mengerti hal tersebut. Saat kamu terlalu salty saat bermain, ada kemungkinan pertengkaran bisa terjadi. Bertengkar dengan pemain asing di internet mungkin tidak menjadi masalah, tetapi bagaiman ketika bermain dengan seseorang yang penting bagimu atau teman dekat? Saya punya teman dengan karakter seperti ini. Dia mungkin jago, tetapi selalu emosi ketika tim melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan dan tak senggan teriak keras ke microphone untuk keluarkan amarahnya tersebut. Kami begitu lelah bermain bersamanya hingga tidak pernah mengajaknya lagi hingga saat ini karena kami malas mengajaknya dan tidak
Ini mungkin bodoh dan terlalu berlebihan, tetapi bayangkan apabila amarah tidak terkontrol tersebut terbawa di luar gaming. Kamu pasti kesal ketika melihat orang yang selalu teriak emosi akan tiap kesalahan orang lain. Kamu pasti merasa ingin mengelus dada ketika melihat orang semacam ini. Konsekuensi yang akan kamu hadapi akan sifat tersebut dapat bercabang ke berbagai hal yang dimana semuanya tidaklah positif. Cobalah untuk selalu mengatasi masalah dan kekalahanmu dengan kepala dingin, kehilangan beberapa poin atau bahkan turun rank bukanlah masalah besar dan tidak ada yang peduli akan seberapa tinggi rank yang kamu miliki kecuali kamu pemain profesional.
6. Marathon non-stop
Ingat kasus gamer di Korea Selatan dan Cina yang meninggal di tempat karena sesi gaming lama yang nonstop? Itu bisa saja terjadi kepadamu apabila kamu terlalu menganggap ini sebagai hal sepele. Dehidrasi dan pembekuan darah menjadi faktor utama kamu harus istirahat dari tiap sesi gaming yang kamu lakukan. Sesekali keluar untuk dapatkan udara segar dan lakukan aktivitas lain sebelum terjun kembali ke game favoritmu. Ini mungkin bukanlah sesuatu yang miliki dampak jangka lama dan pengaruhi masa depanmu, tetapi saya sekedar iseng menaruh satu ini kedalam artikel karena sifatnya yang tak kalah penting.
7. Obsesi ingin mengubah gaming menjadi karir
Motivasi itu overrated, saatnya saya berikan demotivasi untuk kalian. Jangan terlalu berharap dapat mengubah hobi gaming-mu sebagai karir di masa depan. Banyak layanan streaming sekarang yang iklankan seorang gamer menjadi sosok yang sukses dengan hanya modal bermain game, tetapi kenyataannya tidaklah semudah itu. Kamu perlu talenta agar dapat membuat dirimu menarik di mata penonton, kamu harus tahu cara agar dapat terus menghibur mereka selagi bermain. Jika kalaupun kamu punya bakat tersebut, kamu perlu strategi untuk dapatkan popularitas tersebut. Modal spam di grup Facebook terkadang tidak selalu membuahkan hasil yang kamu harapkan.
Semuanya kembali pada nasib, banyak youtuber ataupun streamer sekarang pada dasarnya beruntung bisa dapatkan audiens besar yang mereka miliki. Ada jutaan orang yang inginkan target yang sama ketika mereka memulai youtube yaitu menjadi populer. Seberapa besar kesempatan bagimu untuk bisa menjadi salah satu yang sukses dengan oversaturasi kreator konten yang ada saat ini? Sangat kecil.
Ingin menjadi pemain profesional? Itu juga bukanlah tugas yang mudah. Tak hanya kamu harus terus latihan dan bermain serius (yang ujung-ujungnya kembali ke poin-poin sebelumnya). Tetapi juga kamu juga harus mencari cara bagaimana bisa masuk kedalam dunia esports. Sekedar bermain bagus tetapi tak ada rekognisi dari tim-tim esport yang ada takkan berarti banyak. Dan jika kalaupun berhasil masuk sebuah tim, menjaga relevansi dan konsistensi performa di tiap kompetisi tidak menjadi tugas yang seenak yang kamu pikirkan.
Ada alasan mengapa jarang ada istilah juara bertahan di dunia esport layaknya olahraga lain seperti Sepak bola. Ketika bicara soal sepak bola, tim besar biasanya selalu tampil dengan performa konsisten dan masuk deretan top 10 di tiap laga, tetapi di dunia esport hal tersebut jarang terjadi. Tim yang dulunya pemenang turnamen besar bisa turun drastis performanya kapan saja karena selalu ada pemain yang lebih baik setiap harinya dan game yang selalu berubah-ubah untuk menjaga meta selalu fresh dimata pemain.
Intinya adalah mimpi ingin mengubah hobimu ini menjadi karir boleh saja, tetapi jangan sampai terlalu fokus hingga melepaskan berbagai skill dan kesempatan lain untuk impian tersebut. Saran saya adalah selalu imbangkan kedua hal tersebut hingga kamu dapatkan kesuksesan tersendiri dari dunia gaming ini. Dan ketika hal tersebut terjadi, maka kamu akan lebih matang dalam memilih keputusanmu.
Itulah tadi 7 Kebiasaan yang berdampak buruk bagi kamu para gamer. Dampak buruk tersebut terkadang bukan datang dari aktifitasnya, namun intensitas yang berlebihan, ataupun pola kebiasaan yang salah tentunya membuat aktifitas gamingmu menjadi buruk. Bila memang kamu merasa memiliki kebiasaan-kebiasaan di atas ada baiknya untuk segera memikirkan lagi apakah kamu harus merubah kebiasaan itu. Bukan untuk sekarang saja, namun pastinya untuk masa depanmu kelak juga.
Komentar
Posting Komentar